Jumat, 23 April 2010

gunung dibawah laut

Sea Mount, Gunung Berapi Di Bawah Laut Yang Fantastik 

Sea Mount atau Gunung Laut adalah sebuah gunung yang naik dari dasar laut yang tidak sampai naik hingga permukaan air (permukaa laut), dan dengan demikian bukanlah juga sebuah pulau. Umumnya ditemukan terbentuk dari proses pembentukan gunung berapi dan muncul pada kedalaman mulai dari 1000-4000 meter dari kedalaman dasar laut. Setidaknya terdapat sebanyak 30.000 gunung laut yang tersebar di seluruh dunia, dan hanya beberapa saja yang telah dipelajari.
Gunung LautUmumnya Gunung Laut terisolasi dan berbentuk kerucut dan berasal dari proses vulkanik. Mempelajari secara khusus gunung laut sangatlah menarik, karena memuat beberapa alasan:
  • Tingkat keanekaragaman hayati pada gunung laut (sea mount) sangat bervariasi dan beranekaragam, juga sebagai batu loncatan untuk penyebaran spesies pesisir.
  • Bisa juga disebut sebagai lokasi yang sedang berproduksi tinggi yang sangan penting dalam mendukung aktifitas komersial dibidang pertambangan dan karang perikanan.
  • Tetapi juga termasuk ekosistem yang rapuh, sehingga perlu dijaga dengan ketat terhadap upaya-upaya perusakan habitat.

Jenis Gunung Laut

Terdat pembagian beberapa jenis gunung laut, adalah:
  • Gunung Laut (seamount), dengan ciri ketinggian lebih dari 1000 meter (1km) dari dasar laut.
  • Bukit – dengan ketinggian kurang dari 1000 meter dari dasar laut
  • Pinnacle – berbentuk pilar yang lebih kecil.

Sebaran dan Kelimpahan Gunung Laut di Dunia


Peta Sebaran Gunung Laut di DuniaGunung laut, didunia dapat ditemukan pada semua cekungan di laut, dengan distribusi yang cukup bervariasi dalam ruang dan waktu, dan dapat ditemukan pada bagian kerak samudra. Hampir setengah dari gunung laut di dunia ditemukan pada Samudra Pasifik dan sisanya tersebar pada bagian Atlantik dan Samudera India.
Menurut Encyclopedia of Earth, memperkirakan sebaran gunung laut di dunia berkisar 100.000 gunung laut yang memiliki ketinggian diatas 1000 meter, dan ribuan lainnya jika dihitung di bawah ketinggian 1000 meter. Perkiraan ini didasarkan dengan penggunaan satelit dengan memeriksa altimetry anomali gravitasi di bawah permukaan laut. Namun keterbatasan cara ini untuk memperkirakan yang kecil dan di kedalaman laut, sehingga masih terbatas untuk memperkirakan jumlah yang sebenarnya.

Gunung Berapi Bawah Laut di Indonesia

Belum banyak memang informasi dan data yang menyebutkan secara lengkap tentang gunung bawah laut di indonesia, menjadi prioritas menjadi pengamatan secara khusus adalah gunung berapinya, mengingat dampak yang disebabkan jika meletus. Lebih-lebih pada tahun-tahun ini Indonesia mengalami begitu banyak musibah yang disebabkan oleh bencana geologi.
Harian Kompas, melalui liputannya mencatat bahwa Indonesia Memiliki 5 Gunung Api Bawah Laut, seperti yang dituturkan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Di perairan Sulawesi Utara yang dinyatakan masih aktif adalah Gunung Submarine yang berada di bawah laut sebelah barat Pulau Marore yang pernah meletus pada tahun 1922, juga Gunung Mahangetang (BanuaWalu) yang tidak jauh dari Pulau Mahangetang.
Selain itu, diperairan Banda ada Gunung Niuwewerker (1927) dan Emperor of China. Gunung Api bawah laut lainnya adalah Gunung Hobal (1999) di perairan Nusa Tenggara Timur, secara administratif gunung Hobal berada di Kecamatan Atedai, Kabupaten Flores bagian Timur, Nusa Tenggara Timur, Pulau Lembata (nama lain Pulau Lomblem)
Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera
Para pakar geologi Indonesia, AS dan Prancis berhasil menemukan gunung api bawah laut raksasa berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter yang berada 330 km arah barat Kota Bengkulu. Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris. “Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua, ” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, BPPT, Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Gunung api bawah laut berada di Palung Sunda di barat daya Sumatera, 330km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini.  “Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus,” katanya.
Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50km) yang meliputi Palung Sunda, Prisma Akresi, Tinggian Busur Luar (Outer Arc High) dan Cekungan Busur Muka (Fore Arc Basin) perairan Sumatera. Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing. Tim ahli dari Indonesia, AS dan Perancis kemudian bekerjasama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).

Lebih Dekat dengan Gunung Api Bawah Laut

Dari beberapa penelitian dan survei kelautan, sebagian besar gunung api yang telah terdeteksi berada di kedalaman puluhan hingga ribuan kilometer sehingga hanya dapat diselami dengan bantuan alat berteknologi khusus. Di antara banyak gunung berapi terdapat dua gunung yang berada di perairan cukup dangkal.
Salah satunya di Pulau Mahengetang, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Banua Wuhu, demikian masyarakat setempat menyebut gunung itu, berada hanya 300 meter dari sisi barat daya Pulau Mahengetang. Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan di kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di sana 37-38 derajat celsius.
Di sejumlah lubang, keluar air panas yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke dalamnya. Saya hanya sempat menyelam dua kali di sini. Pertama, karena terlalu sore, pasang telah naik dan arus cukup kuat. Keesokan harinya kami turun tepat saat arus mati, yaitu masa antara pergantian arus pasang dan surut. Saat itu kami dapat menjelajahi topografi Banua Wuhu berupa bukit dan lembah tumpukan bebatuan berukuran besar.
Kehidupan biota laut juga tak kalah menarik, koloni terumbu karang yang rapat dan sehat terhampar di kedalaman 10 meter hingga 20 meter. Konon terdapat lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara tulude setiap akhir Januari. Dua minggu sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka
Robot Rekam letusan Gunung berapi di Dalam laut
Sebuah kapal selam robot yang dinamakan Jason berhasil menjadi saksi dari letusan sebuah gunung berapi yang berjarak 4.000 kaki di bawah permukaan air.  Gunung yang terletak di Samudera Pasifik,  tepatnya berbatasan dengan Fiji, Tonga, dan Samoa, ditemukan oleh para peneliti pada bulan Mei silam. Dalam sebuah konferensi di San Francisco, video rekaman berdefinisi tinggi tentang aktivitas gunung berapi itu kemudian dipertontonkan.
Seperti dikutip dari Associated Press Writer, Senin (21/12/2009), aksi dari robot Jason ini membuat pengamatan yang benar-benar dekat menjadi kenyataan.  Para ilmuwan dari NOAA dan National Science Foundation belum pernah menyaksikan letusan yang mendalam dan sedetil ini. “Kami belum melihat ini sebelumnya. Dan sekarang untuk pertama kalinya, kita melihat lava yang mengalir di dasar laut,” ujar Yusuf Resing, kepala misi ilmuwan sekaligus staf ahli kelautan kimia di University of Washington.
Misi untuk merekam letusan gunung berapi di dalam laut menggunakan robot ini memerlukan waktu 25 tahun dalam pembuatannya. Namun, penantian yang begitu lama telah terbayar sudah. Dari rekaman hasil ekspedisi “Mata Barat” ini, para ilmuwan berharap gambar, data, dan contoh yang diperoleh bisa memberikan pencerahan tentang bagaimana kerak bumi terbentuk.
Penelitian juga dapat membantu menjelaskan bagaimana beberapa makhluk laut bisa bertahan hidup dan berkembang dalam lingkungan yang ekstrim, dan bagaimana bumi berperilaku ketika lempeng tektonik bertabrakan. Dengan temuan ini, para ilmuan juga diharapkan bisa mempelajari bagaimana bertahan hidup di lingkungan bawah laut. Sementara, para peneliti juga bisa melihat penciptaan material langka–cuma terjadi dalam satu juta tahun–yang disebut boninite

Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Yang Luar Biasa di pantai Tonga Pasifik













 
 

© Bluberry Template Copyright by "bLoG RuSaK g' KaRuAn"

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks