gus dur selingkuh

Beredarnya foto Gus Dur dengan seorang perempuan bernama Ariyanti, telah heboh. Tampaknya, hal itu dijadikan berita menarik oleh beberapa media yang akan terbit pada minggu ini. Termasuk Majalah Berita Mingguan Gatra, terbit Senin (28/8/2000), yang menjadikannya sebagai laporan utama.
Tidak hanya Gatra saja yang tertarik dengan berita ini. Isu selingkuh Gus Dur dengan Aryanti Sitepu, juga akan dimuat secara lengkap oleh Majalah Panjimas yang akan terbit Kamis (31/8/2000) nanti. Bahkan Panjimas lewat situs onlinenya Panji.co.id sudah meng'iklan'kan akan memuat berita heboh tersebut. Malah Panji mendapatkan wawancara eksklusif dengan Aryanti Sitepu.
Untuk menurunkan laporan utama dengan tema 'Heboh Foto Intim Gus Dur', tampaknya Gatra memutuskannya dengan ekstra hati-hati. Hal itu terlihat dalam tulisan di Serambi Redaksi.
Dalam tulisan tersebut dijelaskan, sebenarnya berita-berita tentang reshuffle kabinet akan diangkat Gatra. Tapi, berhubung di tengah ramainya susunan kabinet baru, terdapat isu miring tentang foto mesra Gus Dur-Ny. Ariyanti Sitepu, maka Gatra pun banting stir.
Rapat dadakan diadakan para awak Gatra sehari menjelang deadline. "Akhirnya, heboh foto Gus Dur-Ny Ariyanti itu kami angkat sebagai Laporan Utama. Kami memprediksi, isu ini bakal tetus menggelinding pada pekan-pekan ini," tulis redaksi.
Meski, hanya bersifat 'banting setiran', Gatra menyajikan laporan utama ini sebanyak 6 halaman. Pada bagian pertama, Gatra menyajikan tulisan dengan judul 'Nada Konspirasi di Balik Nyayian Aryanti'. Pada bagian yang terdiri dari 3 halaman ini, Gatra menulis tentang instruksi PW Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur agar warga Nahdliyin tenang terhadap beredarnya foto mesra Gus Dur-Ariyanti itu.
Selain itu, pada bagian ini juga ditulis tentang komentar beredarnya foto tersebut dari beberapa anggota DPR. Sebab menurut Gatra, foto ini terlebih dulu beredar di DPR. Lainnya, Gatra juga menulis, sekelumit kisah cinta Aryanti- Gus Dur yang dimulainya sejak tahun 1995. Beberapa bantahan tokoh NU juga disajikan.
Pada bagian kedua, Gatra memuat wawancara khusus dengan Ketua PBNU Ahmad Bagdja dengan judul 'Tak Perlu Diladeni'. Pada bagian ini, selain membantah isu selingkuh Gus Dur itu, Ahmad Bagdja juga menuding ada kelompok tertentu yang ingin mendiskreditekan Gus Dur yang tujuannya akan menjatuhkannya dari singgasana presiden.
Sedangkan pada bagian ketiga, Gatra memuat dengan judul 'Honor Sebuah Pengakuan'. Pada bagian ini, Gatra memuat foto Aryanti dengan busana muslim di depan rumahnya.
Pada bagian yang terdiri dari dua halaman ini, Gatra menyajikan tulisan kisah kasih Gus Dur dengan Ariyanti. Menurut Gatra, Aryanti memulai kisahnya tentang perkenalannya dengan Gus Dur pada tahun 1995. Saat itu, dia diperkenalkan oleh pengusaha H Sulaiman yang dikenal dekat dengan Gus Dur.
Setelah berkenalan, Aryanti diajak Gus Dur ke Bali dan menyanggupinya. "Maklum, waktu itu saya memang kesepian," kata Aryanti. Mereka menginap di sebuah vila. Seperti ditulis Gatra, perjalanannya ke Bali itu menjadi tonggak hubungan selanjutnya. Setelah itu pertemuan dilanjutkan di Hotel Harco di Jl Raden Saleh Jakarta.
Pada sajian ini, Gatra juga menampilkan hasil liputan para awaknya di lapangan. Di antaranya, penelusuran Gatra ke hotel Harco yang dibenarkan oleh beberapa room boy-nya, bahwa Gus Dur bersama perempuan muda pernah berada di hotel tersebut. Gatra juga menelusuri di sekitar rumah Aryanti di Bekasi. Menurut Gatra, para tetangga Aryanti membenarkan Gus Dur pernah ke rumah Aryanti pada tahun 1997.
Bagian ini juga memuat bantahan Aryanti tentang adanya konspirasi pembeberan kasusnya itu untuk menjatuhkan Gus Dur. "Saya melakukannya dengan tulus. Saya kecewa karena pernah dibohongi. Janjinya mau dinikahi, ternyata tidak," kata Aryanti.
Dan, masih banyak lagi cerita Gus Dur-Ariyanti yang diungkap Gatra. Dan, tampaknya, tidak lama lagi, kemungkinan besar majalah Panjimas juga akan menurunkannya dengan tema yang sama pada Kamis (31/8/2000) nanti. Bagaimana kelanjutan berita ini, mari kita tunggu sama-sama. (asy)